BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Pendidikan sains memiliki peran yang
penting dalam menyiapkan anak memasuki dunia kehidupannya. Sains pada
hakekatnya merupakan sebuah produk dan
proses. Produk sains meliputi fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum. Sedangkan
proses sains meliputi cara-cara memperoleh, mengembangkan dan menerapkan
pengetahuan yang mencakup cara kerja, cara berfikir, cara memecahkan masalah,
dan cara bersikap. Oleh karena itu, sains dirumuskan secara sistematis,
terutama didasarkan atas pengamatan eksperimen dan induksi.
Dalam realitasnya, ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang secara dinamis. Semangat dan isi kurikulum mendorong
peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Menjamin relevansi dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan
dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional mutlak harus dilaksanakan.
I.
Rumusan
a)
Apa pengertian
pendekatan Sains,tekonologi dan masyarakat ?
b)
Bagaimana
hubungan pendekatan sains,teknologi dan masyarakat ?
c)
Apa saja
komponen-komponen dalam pendekatan sains, tekonologi dan masyarakat ?
d)
Problematika apa
saja yang dapat ditemukan dalam mengimplementasikan pendekatan sains, teknologi
dan masyarakat?
II.
Tujuan
a)
Agar dapat
mengetahui apa itu pendekatan STM
b)
Dapat memahami
pembelajaran dari pendekatan STM
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan
STM ( Sains, Teknologi, Masyarakat )
Pendekatan
Science, Technology and Society (STS)
atau pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara pendekatan
konsep, keterampilan proses, CBSA, inkuiri dan discoveri serta pendekatan
lingkungan. (Susilo,1999). Istilah Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam
bahasa inggris disebut Sains Technology dan Society (STS), Science Technology
Society and Environtment (STSE) atau sains teknologi lingkungan dalam
masyarakat. Meskipun istilahnya banyak namun sebenarnya intinya sama yaitu environtment, yang dalam berbagai
kegiatan perlu ditonjolkan. Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan
pendekatan terpadu antara sains, teknologi dan isu yang ada di masyarakat.
Adapun tujuan dari pendekatan STM ini
adalah menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal pengetahuan,
sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam
masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah
diambilnya.
Dalam
disiplin ilmu ipa ada beberapa pendekatan dalam ipa yang perlu kita ketahui
yaitu pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat. Dari ketiga pendekatan ini
masing-masing mempunyai pengertian yaitu,
Sains
adalah sebagai sejumlah disiplin ilmu, sekumpulan pengetahuan, dan sebagai
metode-metode.Disamping itu ditegaskan pula bahwa sains merupakan suatu
rangkaian konsep-konsep yang berkaitan dan berkembang dari hasil eksperimen dan
observasi. Sains juga merupakan suatu tubuh pengetahuan (body of knowledge) dan
proses penemuan pengetahuan.
Sain
juga sebagai proses meliputi cara-cara memperoleh, mengembangkan dan menerapkan
pengetahuan yang mencakup cara kerja, cara berfikir, cara memecahkan masalah,
dan cara bersikap. Sains dirumuskan secara sistematis, terutama didasarkan atas
Pengamatan
eksperimen dan Sains melandasi perkembangan teknologi.
Teknologi
adalah ilmu pengetahuan dan kepandaian yang maju dalam membuat sesuatu penemuan
yang berkenaan dengan penemuan ilmu alam atau berkaitan dengan hasil industri.
Dalam ilmu Sains teknologi sangat diperlukan karena sangat menunjang terutama
untuk aktivitas dalam upaya memperoleh penjelasan tentang objek dan fenomena
alam dan juga untuk aktivitas penemuan.
Masyarakat
adalah suatu lingkungan pergaulan sosial dan juga dapat diartikan sebagai
himpunan orang yang hidup di suatu tempat dengan ikatan-ikatan dan aturan
tertentu jadi dapat dikatakan bahwa
masyarakat adalah sekelompok manusia yang memiliki wilayah, kebutuhan, dan
norma-norma sosial tertentu.
Dari
ketiga pengertian pendekatan STM ini maka Sains, Teknologi dan Masyarakat
adalah merupakan kecenderungan baru dalam pendidikan Sains, STM juga dapat
diartikan sebagai pembelajaran Sains dan teknologi dalam konteks pengalaman
manusia. Jadi Sains -Teknologi -Masyarakat atau STM adalah istilah yang
diberikan kepada usha mutakhir untuk menyajikin konteks dunia nyata dalam
pendidikan Sains dan pendalaman Sains.
Pendekatan
sains teknologi dan masyarakat melibatkan siswa dalam penentuan tujuan
pembelajaran, prosedur pelaksanaan pembelajaran, pencarian informasi bahan
pembelajaran dan bahkan pada evaluasi belajar.
B.
Karakteristik
Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Dari
seorang Ilmuan Yager (1992), mendefinisikan STM yaitu mencakup tujuan
kurikulum, assesmen dan kususnya mengenai pengajaran. Tujuan-tujuan tersebut
dikarakteristikan sebagai domain yang meliputi domain konsep, proses, aplikasi,
kreativitas dan sikap.
Penjelasan dari
berapa karakteristik tersebut adalah,
a.
Domain konsep
Dalam
paham Domain konsep ini lebih memefokuskan pada muatan sains, tujuan-tujuan
sains untu mengelompokan alam yang teramati ke dalam unit-unit yang teratur
untuk studi dan penjelasan hubungan-hubungan fisika dan biologi dari pengajaran
sains yang melibatkan siswa belajar konsep-konsep utama dari sains.
b.
Domain proses
Dalam Domain proses ini proses-proses sains berhubungan dengan bagaimana sains berfikir
dan bekerja, yaitu mengambarkan dimensi sains. Dalam pengembangan proses ini
ada 15 keterampilan proses yaitu:
1)
mengobservasi,
2)
menggunakan
ruang/waktu
3)
mengklasifikasi,
4)
mengelompokkan
dan mengorganisasi,
5)
menggunakan
bilangan
6)
mengkuantifikasi,
7)
mengukur,
8)
mengkomunikasikan,
9)
menginferensi,
10) memprediksikan,
11) mengendalikan dan mengidentifikasi variabel,
12) menginterpretasikan data,
13) merumuskan hipotesis,
14) memberikan definisi secara operasional,
15) melaksanakan eksperimen.
c.
Domain aplikasi
Domain ini meliputi mengaplikasian konsep-konsep dan
keterampilan dalam memecahkan masalah sehari-hari, memahami prinsip-prinsip
ilmiah dan prinsip-prinsip teknologi yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari
atau sains.
d.
Domain
Kreativitas
Dalam domain kreativitas meliputi visualisasi,
menghasilkan gambaran mental, menggabungkan objek-objek dan ide dalam cara-cara
baru, memecahkan masalah dan teka-teki, memprediksi konsekwensi-konsekwensi
yang mungkin, menyarankan alasan-alasan yang mungin, mendesain alat atau mesin
dan menghasilkan ide-ide yang tak biasa.
e.
Domain Sikap
Dalam domain sikap meliputi sikap-sikap terhadap
sains pada umumnya, seperti kelas sains, kegunaan belajar sains, dan untuk guru
terbentuknya pengembangan sikap-sikap positif terhadap diri sendiri yaitu sikap
yang dapat mengerjakan sesuatu, ekplorasi emosi manusia, dan lain sebagainya
yang berhubungan dengan sikap.
C.
Tujuan
pendekatan Pembelajaran STM (Sains Teknologi Masyarakat )
Menurut
Yager tujuan pembelajaran STM adalah sebagai berikut.
a.
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan mengkontraskan sains dan
teknologi serta menghargai bagaimana sains dan teknologi memberikan kontribusi
pada pengetahuan dan pengaruh baru.
b.
Memberikan
contoh-contoh dari masa lalu dan sekarang mengenai perubahan-perubahan yang
sangat besar dalam bidang sains dan teknologi yang dibawa masyarakat,
pertambahan ekonomi, dan proses-proses politik.
c.
Membuat peserta
didik mampu relitas sosial dengan topik pembelajaran didalam kelas.
d.
Peserta didik
mampu menggunakan berbagai jalan atau pandangan untuk mensikapi berbagai isu
dan situasi yang berkembang di masyarakat berdasarkan pandangan ilmiah.
e.
Membuat peserta
didik mampu menjadikan dirinya sebagai warga masyarakat yang memiliki tanggung
jawab sosial.
D.
Komponen-Komponen Pendekatan STM (Sains
Teknologi Dan Masyarakat)
Adapun
komponen-komponen yang terdapat pada pendekatan STM (Sains, Teknologi,
Masyarakat) sebagai berikut:
1)
Strategi-strategi
yang berada untuk memberikan pemahaman yang nyata mengenai pola-pola penalaran
dan berfikir dari teman sebayanya, orang dewasa, dan para ahli.
2)
Keterampilan-keterampilan
dalam menguji validitas argumen dan contoh-contoh yang tampaknya terdengar
seperti penalaran ilmiah yang membawa pada kesimpulan yang keliru.
3)
Memotivasi siswa
untuk mengeksplorasi emosi dan nilai-nilai dalam hubungan data dengan
bukti-bukti khusus.
4)
Penggunaan studi
lapangan, pembicaraan tamu, media imformasi, filem dan kegiatan-kegiatan siswa,
debat, berbain peran dan simulasi.
E.
Alasan
pentingnya Pendekatan STM (Sains Teknologi dan Masyarakat)
Alasan
pentingnya STM Digunakan Sebagai Salah Satu Pendekatan dalam Pengajaran IPA di
Sekolah adalah:
a.
Untuk dapat
meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, sehingga siswa akan dapat
terlibat secara aktif mengidentifikasi isu – isu sosial dan teknologi yang
terdapat di sekitar lingkungan dan masyarakat.
b.
Untuk memecahkan
isu – isu sosial
c.
Untuk membuat
sains dapat dipahami oleh semua siswa.
d.
Pengajaran sains
dengan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat akan mendekatkan siswa kepada
obyek yang dibahas.
e.
Dapat memberikan
pengetahuan dan pengertian kepada generasi muda yang mereka butuhkan dan
memahami masalah-masalah sosial yang muncul sebagai akibat sains dan teknologi.
f.
Pengajaran sains
dengan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat merupakan suatu konteks
pengembangan pribadi dan sosial.
g.
Dapat memberikan
kepercayaan diri kepada generasi muda dan untuk berperan serta dalam teknologi
F.
Manfaat
Pendekatan STM (Sain, Teknologi, dan Masyarakat)
Adapun manfaat
dari suatu pendekatan STM ( Sains, Teknologi, Masyarakat) yaitu:
a.
Pendekatan STM
efektif untuk penguasaan konsep dalam diri murid.
b.
Dalam ranah
penerapan/aplikasi murid-murid yang diberikan pendekatan STM menunjukan
kemampuan menerapkan konsep-konsep sains (IPA) dalam kehidupan sehari-hari.
c.
Dalam ranah
sikap, hasil penelitian menunjukan bahwa murid-murid yang diberikan pendekatan
STM mempunyai sikap yang lebih positif terhadap pelajaran sains.
d.
Dan siswa dapat
menjadi pelajar yang bisa bersikap dan tau teknologi.
e.
Serta untuk
meningkatkan kemampuan menggunakan pengetahuan didalam membuat keputusan.
Dengan demikian individu tersebut dapat menghargai sains dan teknologi dalam
masyarakat, dan mengerti keterbatasan-keterbatasannya.
f.
Siswa menjadi
lebih kreatif, hal ini akan terlihat dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang
mereka ajukan karena besarnya rasa ingin tahu mereka. Mereka juga menjadi lebih
mudah dan terampil mengidentifikasi penyebab atau dampak penggunaan suatu
teknologi
G.
Kekurangan
Pendekatan STM (Sains, Teknologi, Masyarakat)
Dari
manfaat yang telah kita ketahui, ternyata dalam pendekatan STM ada juga sebuah
kekurangannya, kekurangan tersebut adalah:
a.
dilihat pada
guru yang belum menguasai sains teknologi sehingga guru susah untuk mentransfer
materi pembelajaran dengan sains teknologi masyarakat
b.
selain itu
peserta didik khusunya siswa yang berada di kelas rendah, belum mampu
mengoperasikan sains teknologi yang sudah ada.
c.
Fasililitas
pendukung pada beberapa sekolah kurang atau hampir tidak ada itu yang menjadi
kendala STM.
H.
Problematika Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat dalam
Pembelajaran
Mitchener
& Anderson (1989) dalam Raja (2009), melaporkan hasil penelitian
tentang perspektif guru dalam penyusunan dan pelaksanaan sebuah pembelajaran
dengan pendekatan STM bahwa guru memiliki hambatan dalam penerapan pendekatan
ini dan menunjukkan kekhawatiran berupa ketidaknyamanan dengan pengelompokan,
,ketidakpastian tentang evaluasi, , andfrustrasi tentang populasi siswa, dan
kebingungan peran guru. Hasil-hasil temuan tersebut akan berguna dalam
menyelenggarakan program pengembangan guru.
Kekhawatiran
terhadap konten dapat terjadi karena persentasi waktu yang rendah bagi peran
guru dalam transfer pengetahuan kepada anak. Guru lebih banyak berperan dalam
mengarahkan pengetahuan anak pada upaya penemuan masalah dan konseptualisasi
berdasarkan disiplin ilmu. Penanaman konsep lebih banyak dilakukan pada
momen-momen tertentu secara tepat, sehingga memiliki tingkat retensi yang lebih
lama.
Bagi sekolah
dengan populasi siswa yang tinggi dalam kelas, dapat menjadi masalah tersendiri
bagi guru. Jika kelompok yang dibentuk dalam kelas banyak, guru akan kewalahan
dalam pendampingan kelompok dan pembimbingan kajian masalah. Sedangkan
ketika kelompok dikurangi (populasi dalam kelompok tinggi) konsekuensinya dapat
terjadi peran yang tidak efektif bagi anak. Sehingga penggunaan pendekatan STM,
harus dirancang untuk melibatkan pihak lain dalam proses pembelajaran.
Kompleksitas
masalah dan sumber informasi yang dapat terlibat dalam pembelajaran STM, harus
dapat disikapi secara profesional oleh guru. Ketepatan masalah yang dipilih
oleh siswa untuk dikaji sangat ditentukan oleh peran guru dalam mengekspose
fakta-fakta. Penentuan prosedur analisis dan sumber data yang akurat,
memerlukan bimbingan dan arahan dari guru. Demikian pula, dalam hal kajian data
dan konseptualisasinya dibutuhkan peran guru dalam memberikan klarifikasi dan
penguatan atas hasil-hasil kerja dari tiap kelompok.
Kompleksitas
masalah dan sumber informasi juga berimplikasi pada beragamnya fokus anak dalam
mengkaji konsep pengetahuan. Konsekuensinya, dibutuhkan kecermatan dalam
menyusun alat evaluasi terutama pada domain penguasaan konsep. Penggunaan alat
penilaian yang variatif, dapat meningkatkan akurasi data yang dibutuhkan dalam
mengevaluasi perkembangan anak.
Aisyah
(2007), mengemukakan empat hambatan pembelajaran dengan pendekatan STM, yaitu
waktu, biaya, kompetensi guru, dan komunikasi dengan stakeholder (orang tua,
masyarakat, dan birokrat). Waktu merupakan faktor penting untuk menentukan
materi-materi apa yang akan diajarkan pada siswa. Pelaksanaan seluruh fase
pembelajaran pada konten tertentu, kadang-kadang membutuhkan waktu yang panjang
sehingga memerlukan analisa yang baik untuk memilih dan mengalokasikan waktu
untuk implementasinya. Siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mengumpulkan data dari nara sumber secara mendetail. Oleh karena itu, siswa
harus kerjasama dengan baik antar anggota kelompok agar data yang diperoleh
dapat maksimal. Beberapa sekolah memilih waktu di sore hari atau jalur
ekstrakurikuler untuk penerapan STM agar tidak terganggu dengan aktivitas
belajar yang lain. Bahkan, gelar kasus (show case) yang dilanjutkan
dengan refleksi diri, biasanya dilaksanakan pada akhir semester (Aisyah, 2007).
Biaya
merupakan faktor yang penting dalam implementasi STM. Biaya dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan STM dari mulai
identifikasi masalah, sampai pelaksanaan gelar kasus (show case).
Umumnya, pihak sekolah belum mengalokasikan biaya untuk kegiatan pembelajaran
STM. Oleh karena itu, pihak sekolah khusunya hendaknya memberi dorongan moril
maupun materil untuk terselenggaranya penerapan STM ini. Dalam hal dorongan
materil, dapat dirintis pembiayaan penerapan metode ini secara swadaya (Aisyah,
2007).
Kompetensi
guru sangat penting dalam pembelajaran STM, terutama dalam penguasaan materi
inti, problem solving dan hubungan interpersonal. Umumnya guru belum memiliki
pengetahuan yang baik tentang pendekatan STM sehingga penerapan pendekatan ini
masih sangat jarang ditemukan. Selain itu, paradigma guru dalam
menginterpretasikan dan mengembangkan kurikulum, masih berbasis konten sehingga
guru merasa dituntut untuk menyampaikan materi tepat pada waktunya dan lupa
berinovasi dalam pembelajaran (Aisyah, 2007).
Kerja sama
antara sekolah dengan lembaga-lembaga terkait diperlukan pada saat siswa
merencanakan untuk mengunjungi lembaga tertentu atau meninjau kawasan yang
menjadi tanggung jawab lembaga tertentu. Misalnya mengunjungi rumah sakit
daerah, observasi pada pabrik produk bahan makanan dan sebagainya. Untuk
kelancaran kegiatan, anak perlu dibekali surat pengantar dari sekolah, atau
sekolah melakukan pemrosesan izin ke lembaga yang terkait sebelum kegiatan
dilaksanakan. Selain itu, komunikasi dengan orang tua perlu diintensifkan.
Orang tua perlu diberi pemahaman sehingga seluruh aktivitas anak yang menyita
waktu dapat dimaklumi atau mendapat support dari orang tua (Aisyah, 2007).
Menurut
Aisyah (2007), hambatan lain dalam penerapan pendekatan ini adalah siswa belum
terbiasa untuk berpikir kritis dan belajar mengambil pengalaman di lapangan,
sehingga dibutuhkan kesabaran dan ketekunan guru untuk mengarahkan dan
membimbing siswa dalam pembelajaran. Untuk menerapkan pendekatan ini, peranan
guru dimulai dari perencanaan pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil
belajar, motivator dan pembimbing. Pendekatan STM menuntut kompetensi
pedagogik, kompetensi professional, kompetensi sosial dan kompetensi
kepribadian yang baik.
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Pendekatan STM pada hakekatnya
dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara kemajuan iptek, membanjirnya
informasi ilmiah dalam dunia pendidikan, dan nilai-nilai iptek itu sendiri
dalam kehidupan siswa sehari-hari sebagai anggota masyarakat.
Implementasi pendekatan STM, dapat
dilakukan melalui empat fase yaitu invitasi, eksplorasi, mengusulkan penjelasan
dan solusi, dan mengambil tindakan.
Problematika dalam penerapan pendekatan
dapat berupa concerns over conkekhawatiran konten, discomfort with
grouping,ketidaknyamanan dengan pengelompokan, uncertainties about
evaluation,ketidakpastian tentang evaluasi, frustrations about student
population, andfrustrasi tentang populasi siswa, dan confusion over the
teacher’s role.kebingungan peran guru, waktu, biaya, kompetensi guru, dan
komunikasi dengan stakeholder.
II.
Saran
STM sebagai pendekatan dalam
pembelajaran harus mampu ditanamkan dengan baik di Indonesia meskipun banyak
permasalahan atau kendala yang dihadapai dalam proses pelaksanaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmuddin. 2009.MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN (Pendekatan Sains, Teknologi, dan
Masyarakat dalam Pembelajaran).(https://mahmuddin.wordpress.com/2009/11/17/pendekatan-sains-teknologi-dan-masyarakat-dalam-pembelajaran/.
12 Maret 2015 18:40)
Nilam,Bunga. 2013.MAKALAH PENDEKATAN STM (Pendekatan STM, Sain, Teknologi, dan Masyrakat).(
http://nilamazzahra.blogspot.com/2013/03/makalah-pendekatan-stm-sains-teknologi.html. 12 Maret 2015 18:50)
Suhaimi,afrial.2011.PENDEKATAN
PEMBELAJARAN (Macam-macam
Pendekatan Pembelajaran).( http://maistrofisika.blogspot.com/2011/11/pendekatan-pembelajaran.html 13 Maret 2015 19:20)
No comments:
Post a Comment