Saturday, May 23, 2015

MAKALAH PSIKOLOGI



BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Mengapa kita mesti mempelajari perkembangan anak? Sebagai seorang guru setiap tahun Anda akan bertanggung jawab untuk  mendidik anak-anak baru di kelas Anda. Semakin banyak Anda mempelajari perkembangan anak, semakin banyak pemahaman Anda tentang cara yang tepat untuk mengajari mereka. Masa kanak-kanak adalah fase yang penting dalam kehidupan manusia.
Kita memandang masa kanak-kanak sebagai masa yang unik dan penuh wama dan merupakan landasan penting untuk masa dewasa nanti. Pada periode ini kita melihat anak-anak mulai belajar menguasai keahlian tertentu dan menghadapi tugas-tugas baru. Kita menghargai masa kanak-kanak sebagai masa pertumbuhan dan perubahan yang penting, dan kita menghabiskan banyak sumber daya untuk mengasuh dan mendidik mereka.
Pola perkembangan anak adalah pola yang kompleks karena merupakan hasil dari beberaa proses: proses biologis, kognitif, dan sosioemosional. Perekmbangan juga dapat dideskripsikan berdasarkan periodenya yang bertujuan untuk mengorganisasi dan pemahaman. Dalam system klarifiaski yang paling banyak dipakai, periode perekembangan meliputi periode bayi, usia balita, periode sekolah dasar, masa remaja, dewasa awal, dewasa tengah, dewasa akhir.
Remaja merupakan transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa,masa setengah baya dan masa tua.Dimana masa remaja memiliki kematangan emosi, sosial, pisik dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai kesulitan.
Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut.

B.     RUMUSAN MASALAH
Rusan masalah dari makalah ini adalah :
1.      Apa saja tugas – tugas perkembangan remaja ?
2.      Bagaimana perkembangan fisik dan psikomotoriknya ?
3.      Bagaimana perkembangan bahasa dan kognitifnya ?

C.    TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah :
1.      Mengetahui tugas – tugas perkembangan remaja.
2.      Mengetahui perkembangan fisik dan psikomotorik.
3.      Mengetahui perkembangan bahasa dan kognitif.

D.    MANFAAT
Manfaat dari makalah ini adalah :
1.      Untuk lebih memahami mengenai aspek-aspek perkembangan perilaku dan pribadi.
2.      Untuk memenuhi tugas kuliah.










                                                    
BAB II
PEMBAHASAN


ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERILAKU DAN PRIBADI
A.    PERKEMBANGAN PERILAKU SOSIAL, MORALITAS, DAN KEAGAMAAN
1.      Perkembangan Perilaku Sosial
Secara potensial (fitriah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicon). Namun untuk mewujudkan potensi tersebut ia harus berada dalam interaksi dengan lingkungan manusia-manusia lain.
a.         Proses sosialisasi dan perkembangan sosial
Secepat individu menyadari bahwa diluar dirinya itu ada orang lain, maka mulailah pula menyadari bahwa ia harus belajar apa yang seyogyanya ia perbuat seperti yang diharapkan orang lain. Proses belajar untuk menjadi makhluk sosial ini disebut sosialisasi.
Sosialisasi itu merupakan suatu proses dimana individu (terutama anak) melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya); belajar bergaul dengan dan bertingkah laku didalam lingkungan sosio-kulturalnya.
Perkembangan sosial dapat diartikan sebagai sequence dari perubahan  yang berkesinambungan dalam perilaku individu untuk menjadi makhluk sosial yang dewasa. Charlotte Buhler mengidentifikasikan perkembangan sosial ini dalam term kesadaran hubungan aku - engkau atau hubungan subjektif-objektif. Proses perkembangannya berlangsung secara berirama.
1)   Masa krisis I (3,0-4,0)                         : trotz alter (anak-degil)
2)   Masa kanak-kanak awal (0,0-3,0)       : subjektif
3)   Masa kanak-kanak akhir (4,0-6,0)       : subjektif menuju objektif
4)   Masa anak sekolah (6,0-12,0)              : objektif
5)   Masa krisis II (12-13)                          : pre-puber (anak tanggung)
6)   Masa remaja awal (13,0-16,0)             : subjektif menuju objektif
7)   Masa remaja akhir (16,0-18,0)             : objektif

b.         Kecenderungan Pola Orientasi Sosial
Branson mengidentifikasi berdasrkan hasil studi longitudinalnya terhadap anak usia 5-16 tahun bahwa ada tiga pola kecenderungan sosial pada anak, ialah (1) withdrawal-expansive, (2) reactivity-placidity dan (3) passivity-dominance.
1)        Perkembangan Moralitas
Secara individu menyadari bahwa ia merupakan bagian anggota dari kelompoknya, secepat itu pula pada umumnya inividu menyadari bahwa terdapat aturan-aturan perilaku yang boleh, harus atau terlarang melakukannya. Proses penyadaran tersebut berangsur tumbuh melalui interaksi dengan lingkungannya dimana ia mungkin merasakan akibat-akibat tertentu yang mungkin pula mengecewakan dari perbuatan-perbuatan yang dilakukannya.
a)        Tingkat dan Tahapan Perkembangan Moralitas
Lawrence Kohlberg berdasarkan hasil studinya menyatakan bahwa perkembangan moralitas pada anak-anak itu pada dasarnya dapat dilukiskan tingkatan, tahapan, dan ciri-ciri perkembangannya.
b)        Perkembangan Intelektual dan Moralitas
Conger menyatakan  terdapat hubungan yang sangat erat antara perkembangan kesadaran moralitas dengan perkembangan Intelektual.
2)        Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Brightman menjelaskan bahwa penghayatan keagamaan tidak hanya sampai kepada pengakuan atas keberadaan (the excistence of great power) melainkan juga mengakui-Nya sebagai sumber nilai-nilai luhur yang eternal (abadi) yang mengatur  tata hidup manusia dan alam semesta raya ini. Karenanya, manusia mematuhi aturan itu dengan penuh kesadaran, ikhlas disertai penyerahan diri dalam bentuk ritual (kebaktian) baik secara individual maupun kolektif, baik secara simbolik maupun dalam bentuk nyata dalam hidup sehari-hari.
a)        Tahapan Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Pertama. Masa kanak-kanak (sampai usia tujuh tahun)
Kedua. Masa anak sekolah (7-8 sampai 11-12 tahun
Ketiga. Masa remaja (12-18 tahun) yang dapat dibagi ke dalam dua sub tahapan, ialah: masa remaja awal dan masa remaja akhir.
b)        Proses Pertumbuhan Penghayatan Keagamaan
Peranan lingkungan keluarga sangat penting dalam pembinaan penghayatan keagamaan ini.
2.      Perkembangan Perilaku Afektif, Konatif dan Kepribadian
a.         Perkembangan fungsi-fungsi Konatif dan Hubungannya dengan  Pembentukan Kepribadian
Fungsi Konatif atau motivasi itu merupakan faktor penggerak perilaku manusia yang bersumber terutama pada kebutuhan-kebutuhan dasarnya (basic needs).Didalam kenyataan yang berkembang itu bukanlah jenis motif atau kebutuhan, melainkan beberapa sifatnya, misalnya objek dan caranya, intensitasnya, dan sebagainya.
1)        Contoh Perkembangan Perilaku dan Objek Pemenuhan Kebutuhan Dasar
2)        Hierarki Kebutuhan dan Pengaruhnya terhadap Pembentukan Kepribadian menurut Maslow
3)        Kebutuhan Sebagai Tugas Perkembangan menurut Havinghurst
Tugas-tugas perkembangan (developmental tasks) itu tersusun sebagai berikut:
1)        Masa Bayi dan masa kanak-kanak Awal
2)        Masa Kanak-kanak Akhir dan Anak Sekolah
3)        Masa Remaja
4)        Masa Dewasa Awal
b.         Perkembangan Emosional dan Perilaku Afektif
Emosi dapat di definisikan sebagai suatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa (a strid up state) yang menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadinya perilaku.
Aspek emosional dari suatu perilaku, pada umumnya, selalu melibatkan tiga variabel, yaitu rancangan yang menimbulkan emosi (the stimulus variable), perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi bila mengalami emosi (the organisme variable), dan pola sambutan ekspresi atas terjadinya pengalaman emosional itu (the response variable).
1)    Perkembangan Dimensi-Dimensi Emosional
                 Dua dimensi emosional yang sangat penting diketahui para pendidik, terutama para guru, ialah (1) senang tidak senang (pleasant-unpleasant) atau suka tidak suka (like-dislike), dan (2) intesitas dalam term kuat-lemah (strength-weakness) atau halus-kasarnya atau dalam-dangkalnya emosi tersebut.
2)   Pengaruh Emosional terhadap Kecenderungan Pembentukan Afektif dan Kepribadian
Berdasarkan studi atas arah kecendurangan perilaku afektif yang dominan terhadap jenis-jenis objek tertentu. Edward Spranger mengidentifikasi enam jenis kecenderungan manusia, yang akan berkembang menjadi karakteristik kepribadiannya, ialah tipe-tipe manusia:
a)   Teoritis
b)   Ekonomis
c)   Estetis
d)  Sosial
e)   Politis
f)    Religious
c.         Perkembangan Kepribadian
Menurut Erikson, identitas pribadi seseorang itu tumbuh dan terbentuk melalui perkembangan proses krisis psikososial yang berlangsung dari fase ke fase. Kalau individu yang bersangkutan mampu mengatasi krisis demi krisis ia akan muncul dengan suatu kepribadian yang sehat. Sebaliknya, kalau ia tidak mampu mengatasi krisis-krisis psikososial tersebut, maka ia akan larut (deffuse) ditelan arus kehidupan masyarakatnya yang terus berkembang (ever changing society).

TUGAS – TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
Tugas-tugas perkembangan remaja adalah sikap dan perilaku dirinya sendiri dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya. Perubahan yang terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada dihadapannya.
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).

A.    Tugas-Tugas Perkembangan Remaja Pada Umumnya
Menurut Karl C.Garrison (dalam al-mighwar) ada 6 kelompok pembagian tugas perkembangan yang berbeda yaitu :
1.      Menerima Keadaan Jasmani
Pada periode pra-remaja(periode pubertas), anak tumbuh cepat yang mengarahkannya pada bentuk orang dewasa. Pertumbuhan ini diiringi juga oleh perkembangan sikap dan citra diri. Mereka memiliki gambaran diri seolah-olah sebagai model pujaannya. Remaja wanita biasanya sering mendambakan wajahnya secantik bintang film pujaannya, sementara remaja laki-laki sering berkhayal menjadi seorang pahlawan pujaannya. Pada masa remaja, hal itu semakin berkurang, dan mereka mulai menerima kondisi jasmaninya, serta memelihara dan memanfaatkannya seoptimal mungkin.
2.      Memperoleh Hubungan Baru dan Lebih Matang dengan Teman Sebaya Antara Dua Jenis Kelamin
Kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja mendorong remaja untuk menjalin hubungan social, terutama dengan lawan jenis. Remaja diharapkan bisa mencari dan mendapatkan teman baru yang berlainan jenis. Kematangan fisik dan psikis banyak mempengaruhi penerimaan teman-teman sekelompok remaja dalam pergaulannya. Tanpa penerimaan teman sebaya, dia akan mengalami berbagai gangguan perkembangan psikis dan social, seperti membentuk geng sendiri yang berperilaku mengganggu orang lain.
3.      Menerima Kondisi dan Belajar Hidup Sesuai Jenis Kelaminnya.
Sejak masa puber, perbedaan fisik antara laki-laki dan wanita tampak jelas lalu berkembang matang pada masa dewasa. Apabila bentuk tubuhnya tidak memuaskan, mereka menyesali diri sebagai laki-laki atau wanita. Padahal, mereka seharusnya menerima kondisinya dengan penuh tanggung jawab. Remaja laki-laki harus bersifat maskulin, lebih banyak memikirkan soal pekerjaan sedangkan remaja wanita harus bersifat feminine, memikirkan pekerjaan yang ebrkaitan dengan urusan rumah tangga dan pola asuh anak.

4.      Mendapatkan Kebebasan Emosional dari Orang Tua dan Orang Dewasa Lainnya.
Bebas dari kebergantungan emosional merupakan tugas perkembangan penting yang dihadapi remaja. Apabila tidak memiliki kebebasan emosional, mereka akan menemui berbagai kesukaran dalam masa dewasa, tidak bisa membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas pilihan yang ditempuhnya.
5.      Mendapatkan Kesanggupan Berdiri Sendiri Dalam Hal-Hal yang Berkaitan dengan Masalah Ekonomi.
Kesanggupan di sini mencakup dua tugas yaitu : mencari sumber keuangan atau pemasukan dan pengelolaan keuangan.
6.      Memperoleh Nilai-Nilai dan Falsafah Hidup.
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa masalah yang berkaitan dengan kehidupan dan falsafah hidup seperti tujuan hidup, perilaku dirinya, keluarganya dan orang lain, serta soal keagamaan menjadi daya tarik tersendiri bagi remaja. Para remaja memang diharapkan memiliki pola pikir, sikap perasaan, dan perilaku yang menuntun dan mewarnai berbagai aspek kehidupannya dalam masa dewasa kelak. Dengan demikian mereka memiliki kepastian diri, tidak mudah bingung, tidak mudah terbawa arus kehidupan yang terus berubah yang pada akhirnya tidak mendapatkan kebahagiaan.
Psikolog William W. Wattenberg (al-mighwar) membagi masa remaja atas remaja awal dan akhir. Menurutnya, tugas-tugas perkembangan remaja awal adalah:
1.      Mampu Mengotrol Diri Sendiri Seperti Orang Dewasa.
2.      Mendapat Kebebasan.
3.      Bergaul dengan Teman-Teman Lawan Jenis.
4.      Memiliki Citra Diri yang Nyata.

B.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lancarnya Pelaksanaan Tugas-Tugas Perkembangan Remaja
Sukses atau gagalnya pelaksanaan tugas perkembangan remaja dipengaruhi oleh beberapa factor:
1.      Pertumbuhan fisik remaja. Tugas perkembangan remaja akan sukses bila pertumbuhan fisik remaja berjalan dengan sewajarnya.
2.      Perkembangan psikis remaja. Tugas perkembangan akan sukses bila perkembangan psikisnya, seperti mental, sikap, perasaannya berkembang dengan wajar.
3.      Posisi remaja dalam keluarga. Kelancaran tugas perkembangan juga banyak dipengaruhi oleh posisinya ditengah keluarga; sebagai anak tunggal atau bukan, anak kandung atau anak angkat, anak pertama atau anak terakhir.
4.      Kesempatan remaja untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan. Banyak sedikitnya kesempatan yang dimiliki remaja sangat berpengaruh pada pelaksanaan tugas perkembangan remaja.
5.      Motivasi diri. Ada tidak adanya motivasi, kuat atau lemahnya, atau factor pendorong yang ada dalam diri seorang remaja akan memperlancar atau menghambat pelaksanaan tugas-tugas perkembangan remaja. Motivasi dapat bersumber dari dlam diri remaja, seperti semangat dan obsesi, dan dari luar diri remaja, sseperti penghargaan orang tua atau masyarakat terhadap remaja.
6.      Lancarnya pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada masa sebelumnya. Kelancaran pelaksaan tugas-tugas perkembangan remaja selama masa kanak-kanak atau masa puber akan berpengaruh terhadap kelancaran pelaksaan tugas-tugas perkembangan pada masa berikutnya.

C.    Masalah-Masalah Yang Terkait Dengan Pencapaian Tugas-Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Hurlock (1973) dalam http://id.shvoong.com, ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu:
1.      Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai.
2.      Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua.
3.      Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan tentang fenomena akhir abad dua puluh, yaitu berkembangnya kesamaan perlakuan dan harapan terhadap anak-anak dan orang dewasa. Anak-anak masa kini mengalami banjir stres yang datang dari perubahan sosial yang cepat dan membingungkan serta harapan masyarakat yang menginginkan mereka melakukan peran dewasa sebelum mereka masak secara psikologis untuk menghadapinya. Tekanan-tekanan tersebut menimbulkan akibat seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan obat-obatan, depresi dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatik dan kesedihan yang kronis.
4.      Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era teknologi maju dewasa ini membutuhkan orang yang sangat kompeten dan terampil untuk mengelola teknologi tersebut. Ketidakmampuan remaja mengikuti perkembangan teknologi yang demikian cepat dapat membuat mereka merasa gagal, malu, kehilangan harga diri, dan mengalami gangguan emosional.
5.      Bellak (dalam Fuhrmann, 1990) secara khusus membahas pengaruh tekanan media terhadap perkembangan remaja. Menurutnya, remaja masa kini dihadapkan pada lingkungan dimana segala sesuatu berubah sangat cepat. Mereka dibanjiri oleh informasi yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk diserap dan dimengerti. Semuanya terus bertumpuk hingga mencapai apa yang disebut information overload. Akibatnya timbul perasaan terasing, keputusasaan, absurditas, problem identitas dan masalah-masalah yang berhubungan dengan benturan budaya.
6.      Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).

D.    Pelayanan yang Tepat dari Guru Pembimbing Terhadap Remaja dalam Memenuhi Pencapaian Tugas-Tugas Perkembangan
Tugas – tugas perkembangan remaja harus dapat diselesaikan dengan baik, karena akan membawa implikasi penting bagi penyelenggaraan pendidikan dalam membantu remaja tersebut, yaitu :
1.      Guru pembimbing perlu memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan-kegiatan non akademik melalui berbagai perkumpulan.
2.      Membantu remaja putra dan putri yang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya melalui bimbingan dan konseling.
3.      Siswa yang lambat perkembangan jasmaninya diberi kesempatan berlomba dalam kegiatan kelompoknya sendiri.
4.      Minat dan keinginannya, sesuai dengan system kemasyarakatan yang dianutnya, dan membantu siswa mendapatkan pendidikan yang bermanfaat untuk mempersiapkan diri memasuki pekerjaan.

PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK
A.    Pengertian Perkembangan Fisik dan Psikomotorik
1.      Perkembangan Fisik
Awal dari perkembangan pribadi seseorang pada asasnya bersifat biologis. Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu sistem syaraf, otot-otot, kelenjar endokrin dan struktur/fisik tubuh. Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya kondisi jasmaniah seseorang akan mempengaruhi kepribadiannya. Perkembangan fisik ini mencakup aspek-aspek anatomis (struktur tubuh) dan fisiologis (fungsional tubuh). Perkembangan fisik berlangsung mengikuti prinsip-prinsip cepalocaudal dan prowinodestral.
2.      Perkembangan Psikomotorik
Perkembangan psikomotorik merupakan perkembangan terkait dengan perilaku motorik (koordinasi fungsional neuromuscular system) dan fungsi psikis (kognitif, afektif dan konatit). Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku psikomotorik ialah bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dan dari yang kasar dan global (grass bodily movements) kepada yang harus dan spesifik tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements).

B.     Karakteristik Perkembangan Fisik dan Psikomotorik
1.      Karakteristik Perkembangan Fisik
a.         Perkembangan fisik pada masa kanak-kanak ditandai dengan mulai mampu melakukan bermacam-macam gerakan dasar yang semakin baik, pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional, koordinasi gerak dan keseimbangan berkembang dengan baik, dan ketahanan tubuh bertambah.
b.         Perkembangan fisik pada masa remaja yang paling menonjol terdapat pada perkembangan kekuatan, ketahanan, dan organ seksual. Ditandai dengan pertumbuhan berat dan tinggi badan yang cepat, pertumbuhan tanda-tanda seksual primer dan sekunder serta timbulnya hasrat seksual yang tinggi (masa pubertas).
c.         Perkembangan fisik pada masa dewasa ditandai dengan kemampuan fisik menjadi sangat bervariasi seiring dengan pertumbuhan fisik. Pertumbuhan ukuran tubuh yang proporsional memberikan kemampuan fisik yang kuat. Pada masa dewasa pertumbuhan mencapai titik maksimal dan mulai berhenti.
2.      Karakteristik Perkembangan Psikomotorik
a.       Perkembangan pada masa kanak-kanak ditandai oleh beberapa hal misalnya dapat melompat 15-24 inchi, dapat menaiki tangga tanpa bantuan, dan dapat berjingkrak. Semakin lama mereka bisa mengontrol tindakan mereka. Untuk perkembangan berikutnya mereka bisa makan, mandi, berpakaian sendiri, membantu orang lain, menulis, menggambar dan lain-lain.
b.      Perkembangan psikomotorik pada masa remaja ditandai dengan keterampilan psikomotorik berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh, kemampuan fisik, dan perubahan fisiologi. Kemampuan psikomotorik terus meningkat dalam hal kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Secara umum, perkembangan psikomotorik pada laki-laki lebih tinggi dari perempuan karena perkembangan psikomotorik pada perempuan akan terhenti setelah mengalami menstruasi.
c.       Perkembangan psikomotorik pada masa dewasa merupakan puncak dari seluruh perkembangan psikomotorik. Latihan merupakan hal penentu dalam perkembangan psikomotorik. Melalui latihan yang teratur dan terprogram, keterampilan psikomotorik akan dapat ditingkatkan dan dipertahankan. Semua sistem gerak dan koordinasi dapat berjalan dengan baik.

C.    Perbandingan Perkembangan Fisik dan Psikomotorik antara Pria dan Wanita
1.    Perkembangan pada Pria
a.       Fisik : lahir dengan tubuh relatif panjang, pertumbuhan tinggi lebih lama saat praremaja dan sangat cepat saat remaja, proporsi otot lebih besar, berkembang lebih lambat serta lebih sedikit lemak dalam tubuhnya.
b.      Psikomotorik : cara berjalan lebih kaku, kemampuan berlari lebih baik, kemampuan menulis, menggunting dan menyusun sesuatu kurang rapi, serta lebih suka dengan kegiatan fisik yang menantang (olahraga berat, climbing, dll).
2.         Perkembangan pada Wanita
a.         Fisik : lahir dengan tubuh relatif lebih pendek, pertumbuhan tinggi lebih cepat saat praremaja dan menurun saat remaja, proporsi otot lebih kecil, berkembang lebih cepat serta memiliki lebih banyak lemak dalam tubuhnya.
b.         Psikomotorik : cara berjalan lemah gemulai, kemampuan berlari rendah, kemampuan menulis, menggunting dan menyusun sesuatu lebih rapi, serta lebih suka dengan kegiatan fisik yang sederhana (olahraga ringan, menari, dll).

D.    Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik
1.      Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik
Faktor yang memengaruhi perkembangan fisik (motor skills) peserta didik dibedakan menjadi dua, yakni faktor internal (keturunan, gangguan emosional, jenis kelamin, dan kesehatan) dan faktor eksternal (lingkungan, gizi, dan status sosial ekonomi).
2.      Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Psikomotorik
Faktor yang memengaruhi perkembangan psikomotorik peserta didik dibedakan menjadi dua, yakni faktor internal (keturunan/gen dari orang tua, gangguan emosional, perkembangan sistem syaraf, pertumbuhan otot, perkembangan kelenjar endokrin dan perubahan struktur tubuh) dan faktor eksternal (pola asuh orang tua dan lingkungan).

E.     Implikasi Perkembangan Psikomotor dan Fisik Terhadap Pendidikan
Pemahaman terhadap pekembangan fisik dan psikomotorik berkaitan erat dengan perencanaan pendidikan. Pemahaman terhadap perkembangan ini dapat membantu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih efektif dan efisien.
1.      Implikasi Pendidikan pada Anak
Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka merasa tertantang untuk melakukan hal baru. Anak-anak belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum ia mampu berpikir mengenai apa yang sedang ia perbuat. Masa bermain anak merupakan masa mereka berlatih dan mempelajari segala hal. Metode pendidikan yang cocok adalah belajar sambil bermain dengan menggunakan permainan yang menantang dan menarik bagi anak-anak serta mampu memicu munculnya kreatifitas anak. Orientasi pendidikan lebih ditekankan pada aspek sikap dengan materi yang digunakan banyak berkaitan dengan fakta yakni berkaitan dengan penggalian kasus atau peristiwa serta pengalaman empirik peserta didik sebagai realitas kehidupan.


2.      Implikasi Pendidikan pada Remaja
Remaja memiliki pola pikir intuitif dan berpikir dengan mengkaitkan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu. Terjadi proses asimilasi yakni penggabungan info baru dalam pengetahuan yang ada. Orientasi pendidikan remaja lebih ditekankan pada aspek pemahaman dan keterampilan. Remaja lebih banyak dituntut untuk terampil melakukan suatu tindakan yang diawali dengan melakukan pertimbangan. Materi yang diajarkan lebih berkaitan dengan konsep yang mengharuskan peserta didik mengerti akan suatu hal. Pendidikan membimbing remaja mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, mencapai peran sosial, mencapai kemandirian emosional dan mengembangkan kemampuan intelektual.
3.      Implikasi Pendidikan pada Orang Dewasa
Orang dewasa mampu menilai diri dan situasi secara realistis, mampu menerima dan melaksanakan tanggung jawab, memiliki kemandirian (autonomi), dapat mengontrol emosi, penerimaan sosial dan memiliki pandangan hidup. Masa awal dewasa individu termotivasi untuk berhasil melalui perkembangan social dan membentuk relasi. Ketidakmampuan melakukan hubungan sosial menjadikan individu merasa terisolasi dan frustasi. Kita sudah dianggap dewasa dan kita dituntut untuk bertanggung jawab penuh atas segala keberhasilan dan kegagalan kita. Orientasi pendidikan lebih ditekankan pada aspek pengetahuan dengan fokus pada materi generalisasi, yaitu kerangka pengambilan kesimpulan dan formulasi ketentuan serta bagaimana solusi pemikiran dan tindakan yang dilakukan.  Peserta didik dituntut untuk berpikir kritis agar mampu mengambil kesimpulan rasional. Pada periode pertengahan dewasa muncul keinginan membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna melalui generativitas/bangkit. Memberikan asuhan dan bimbingan pada anak-anak dengan mengajarkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan.

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA
A.    Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan Bruner
Bruner memiliki pandangan mengenai proses belajar yaitu langkah-langkah bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif. Dimana perhatian tentang kognitif Bruner berpusat pada masalah apa yang dilakukan manusia dengan informasi yang diterimanya, dan apa yang akan dilakukannya sesuah memperoleh informasi untuk mendapatkan pemahaman yang memberikan kemampuan tersendiri baginya.
1.      Konsep
Jerome Bruner dalam menyusun teori perkembangan kognitif memperhitungkan enam hal, yaitu sebagai berikut:
a.    Perkembangan intelektual ditandai oleh meningkatnya variansi respon terhadap stimulus.
b.    Pertumbuhan tergantung pada perkembangan intelektual dan sistem pengolahan informasi yang dapat menggambarkan realita.
c.    Perkembangan intelektual memerlukan peningkatan kecakapan untuk mengatakan pada dirinya sendiri dan orang lain, melalui kata-kata atau simbol, mengenai apa yang telah dikerjakan dan apa yang dikerjakannya.
d.   Interaksi antara guru dengan siswa adalah penting bagi perkembangan kognitif.
e.    Bahasa menjadi perkembangan kognitif. 
f.     Pertumbuhan kognitif ditandai oleh semakin meningkatnya kemampuan menyelesaikan berbagai alternatif secara simultan, melakukan berbagai kegiatan secara bersamaan, dan mengalokasikan perhatian secara runtut pada berbagai situasi tertentu.
2.      Tahap-Tahap Perkembangan
Bruner memahami karakteristik perkembangan kognitif tidak didasarkan pada usia tertentu, namun berdasarkan pengamatannya terhadap perilaku anak. Adapun tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Bruner, yaitu:
a.    Tahap enaktif (0-2 tahun)Pada tahap ini, anak memahami lingkungannya.
b.    Tahap ikonik (2-4 tahun)Pada tahap ini, informasi dibawa anak melalui imageri.
c.    Tahap simboik (5-7 tahun)Pada tahap ini, tindakan tanpa pemikiran terlebih dahulu dan pemahaman perseptual sudah berkembang.
Bruner menyatakan bahwa perkembangan kognitif seseorang berkembang dari tahap enaktif ke ikonik dan pada akhirnya ke simbolik. Meskipun demikian, bukan berarti orang dewasa tidak lagi mengkodekan pengalamannya melalui sistem enaktif dan ikonik, namun karena adanya banyak pengalaman, orang dewasa lebih banyak menggunakan cara berpikir simbolik dibandingkan dengan enaktif dan ikonik.
3.      Implikasi dalam Pembelajaran
Implikasi tentang perkembangan kognitif menurut Bruner dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a.       Anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa.
b.      Anak, terutama pada pendidikan anak usia dini dana anak SD kelas rendah, akan belajar dengan baik apabila mereka memanipulasi objek yang dipelajari
c.       Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat menarik minat dan mengembangkan pemahaman anak.

B.     Perkembangan Bahasa Menurut Pandangan Chomsky
Sebelum Chomsky dikenal, kebanyakan orang percaya kepada temuan teori belajar bahasa bahwa Brown yang disebut ‘gudang penyimpanan’ anak-anak mengimitasi orang lain dan memperoleh sejumlah besar kalimat yang mereka simpan di kepala mereka. Kemudian mereka mencapai penyusunan kalimat yang tepat saat kejadian-kejadian tertentu muncul ( Brown dan Herrnstein, 1975, h.444)
Chomsky sebnaliknya membuktikan kalau pandangan ini tidak tepat. Manusia tidak hanya belajar sejumlah kalimat, karena secara rutin kita selalu menciptakan kalimat-kalimat baru.
Perkembangan bahasa dalam psikolinguistik diartikan sebagai proses untuk memperoleh bahasa, menyusun tatabahasa dari ucapan-ucapan, memilih ukuran penilaian tatabahasa yang paling tepat dan paling sederhana dari bahasa tersebut (Tarigan, 1986:243)
Chomsky telah memutuskan penilitiannya kepada aturan-aturan untuk membuat transformasi kalimat, seperti saat kita mengubah sebuah kalimat pernyataan menjadi kalimat pertanyaan.
Chomsky sendiri mengamati anak tidak secara tidak langsung. Namun kita bias mengilustrasikan kemampuan linguistic anak dengan beberapa temuan Roger Brown (1973) yang sangat terinspirasikan oleh Chomsky. Brown merekam di sebuah kaset beberapa ucapan anak-anak secara diam-diam selama beberapa tahun dan menemukan di antara hal-hal yang lain, bagaimana  mereka memulai membuat transformasi kalimat dengan apa yang disebut questions tag.
Chomsky sudah menginspirasi banyak peneliti, para ahli psikolinguistik khususny, untuk mempelajari perkembangan bahasa anak-anak secara lebih mendetail. Berikuti ini beberapa tahap perkembangan bahasa secara universal:
a.    Bahasa Awal
Tahap awal perkembangan bahasa dimulai sejak lahir. Pada bayi yang baru lahir sudah menunjukan gerakan-gerakan tubuh yang sangat halus sebagai atas respon yang didengarnya sebagai respon kepada ucapan-ucapan, dan gerakan mereka menjadi beragam sesuai ikatan suara dan kata-kata dari ucapan tersebut.
b.    Tahap pralinguistik
Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai fungsi komunikatif, sebagai reaksi terhadap orang lain yang mencari kontak verbal dengan anak tersebut atau sebaliknya (Monks, 1989:137)
c.    Pengucapan satu-kata
Pada usia sekitar satu tahun anak mulai memproduksi kata tunggal untuk mengekspresikan seluruh kalimat.
d.   Pengucapan dua-kata
Pada usia 1-2 tahun seorang anak sudah mulai mengucapkan dua kata secara bersamaan dan bahasa mereka menunjukan struktur tertentu.
e.    Pengembangan gramatika
Diusia dua sampai tiga tahun anak mulai meletekan tiga atau lebih kata secara bersamaan.
f.     Mendekati gramatika orang dewasa
Anak pada usia 5-9 tahun sudah menguasai perkembangan bahasa yang cukup kompleks, namun belum mampu menyusun kalimat pasif yang kompleks.
g.    Tahap kompetensi lengkap
Pada usia 11-dewasa pembendaharaan kata semakin meningkat, sehingga kecapakan berkomunikasi semakin baik dan fasih.

1.    Kemampuan Berbahasa dan Berpikir
Berpikir merupakan rangkaian proses kognisi yang bersifat pribadi yang berlangsung selama terjadinya stimulus sampai dengan munculnya respons (Morgan, 1989:228). Dalam aktivitas berpikir di dalamnya melibatkan bahasa. Berpikir merupakan percakapan dalam hati inner speech (Morgan, 1989:231). Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan berpikir mengekspresikan hasil pemikiran tersebut.

2.    Karakteristik Perkembangan Bahasa
Karakteristik perkembangan bahasa tidak jauh dari apa yang telah dijelaskan diatas, sehingga kita menengok kembali pada pembahasan tersebut.


3.    Implikasi Dalam Pembelajaran
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, diantaranya adalah:
a.       Mengupayakan lingkungan yang dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perkembangan bahasa secara optimal.
b.      Pengenalan sejak dini terhadap lingkungan yang memiliki variasi kemampuan bahasa pada anak sangat diperlukan untuk mengacu perkembangan bahasanya.
c.       Mengembangkan strategi untuk mempermudah penguasaan bahasa, antara lain: cara untuk memudahkan mengingat, meniru, mengalami langsung, bermain.



















BAB III
PENUTUP


A.      KESIMPULAN
Perkembangan fisik, bahasa serta perilaku psikomotorik dan kognitif pada usia anak hingga dewasa berbeda - beda. Itu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sifat dan pengaruh lingkungan individu itu sendiri. Selain itu dapat ditandai dengan beberapa hal, misalnya perkembangan fisik ditandai dengan perubahan yang terjadi pada Sistem Saraf, Perkembang Tulang dan Berat Badan Serta Perkembangan Otot. Menurut Clara dan William Stern, ilmuan bangsa Jerman, Perkembangan Bahasa seorang anak dibagi dalam empat masa, yaitu: masa kalimat satu kata, masa memberi nama, masa kalimat tunggal dan masa kalimat majemuk. Sedangakan Perkembangan Perilaku Psikomotorik dapat dilakukan dengan cara terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll. Begitu juga dengan Perkembangan Kognitif bias ditandai dengan berbagai macam hal, diantaranya adalah Perkembangan Memori, Perkembangan Pemikiran Kritis, Perkembangan Kreatifitas dan Bahasa.

B.       SARAN
Untuk menunjang perkembangan fisik, bahasa serta perilaku psikomotorik dan kognitif pada anak perlu diadakannya pendidikan, baik pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat maupun di sekolah. Makanan yang bergizi juga tidak kalah pentingnya bagi pertumbuhan dan perkembangan sang anak. Sehingga kelak mereka bisa menjadi orang yang berguna di lingkungannya. 






DAFTAR PUSTAKA


Danim, Sudarman. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Alfabeta.
Fauzi, Ilham. 2013. Perkembangan Fisik dan Psikomotorik. http://weloveblitar.blogspot.com/2013/02/perkembangan-fisik-dan-psikomotorik.html
Hamid, Abdul. 2012. http://cm.adgrx.com/bridge?AG_SETCOOKIE&AG_PID=lotame&AG_REDIR=http%3A%2F%2Fbcp.crwdcntrl.net%2Fmap%2Fc%3D363%2Ftp%3DADGR%2Ftpid%3D__AG_UID__http://bcp.crwdcntrl.net/map/c=3825/tp=DTSC/tpid=1EE704456F0E1555210A111D02BF90F2Perkembangan Kognitif dan Bahasa. http://multi-sharing.blogspot.com/2012/04/perkembangan-kognitif-dan-bahasa.html.
Melinda, Dilla. 2012. Tugas – Tugas dan Perkembangan Remaja.  http://dillamelinda.blogspot.com/
Raika, Vieka. 2013. Aspek- Aspek Perkembangan Perilaku dan Pribadi. http://nay-hyukvie.blogspot.com/2013/06/aspek-aspek-perkembangan-perilaku-dan.html
Di akses 25 Maret 2015 Pukul 19.00








No comments:

Post a Comment